Islamic Daily: Day 1, 2, and 3



Ramadhan Pertama

Banjarmasin, 6 Mei 2019

Hari ini adalah hari pertama puasaku di perantauan. Aku bisa merasakan betapa bedanya kondisi saat ini dengan puasa tahun lalu. Aku harus disibukkan dengan tugas kuliah yang datang silih berganti. Kemudian juga disusul Final Test yang bertepatan dengan pertengahan puasa. Aku harus menjalani semua kegiatan ini hingga mendekati hari lebaran nanti.

Harus diakui, semua itu melelahkan. Berbeda sekali dari tahun yang lalu. Tahun lalu, aku baru saja daftar ulang untuk penerimaan mahasiswa baru disini. Jadi, masih banyak hari libur yang bisa aku dapatkan. Dan aku tidak terlalu kelelahan karenanya.

Walaupun begitu, aku tetap bersabar dan menjalani puasaku kali ini. Aku berharap, semoga bisa melewati bulan Ramadhan kali ini tanpa ada hambatan

Menu sahurku hari ini adalah nasi dan telur goreng. Beda dari tahun lalu adalah saat dirumah, aku bebas untuk menambah porsi lagi. Bahkan lauknya juga ada 2 jenis, telur dan ikan. Untungnya, aku tidak terlambat bangun hari ini. Sehingga, aku masih sempat untuk sahur.

Untuk buka puasa nanti, kurasa aku akan ke Masjid. Biasanya setiap bulan puasa, mereka selalu menyediakan nasi bungkus untuk jamaah masjid.

Baiklah. Kurasa itu cukup. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

#IslamicDaily #AllSeries

XXX


Godaan The Series: Sirup

Banjarmasin, 7 Mei 2019

Hari kedua di bulan Ramadhan. Aku pergi ke pasar terdekat untuk mencari sirop. Di desa maupun di kota, pasti orang-orang selalu mencari sirop untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan. Mudah saja, karena rasanya yang manis dan menyegarkan. Apalagi jika ditambah dengan es batu, sedapnya minta ampun.

Merk dan rasa yang ditawarkan pun beragam. Jujur, aku lebih suka rasa jeruk dan kelapa. Ini bukan berarti, aku tidak menyukai rasa yang lain. Hanya saja, aku sudah terbiasa meminum rasa itu.

Setelah berkeliling, akhirnya aku menemukan sirop yang kucari. Harganya lumayan mahal memang. Namun, tetap saja aku membelinya. Aku membeli sebotol sirop rasa kelapa. Walaupun rasa kelapa, pasti warna siropnya merah, bukannya hijau.

Ciri khas lain yang melekat pada sirop adalah botolnya yang terbuat dari kaca. Kaca yang digunakan tentunya lebih tebal dan kuat dari yang biasanya. Ini dilakukan agar tidak mudah pecah dan keawetannya terjaga.

Aku pun membayar sirop itu kepada si penjual. Dia lalu memberiku kantong plastik sebagai wadah. Sialnya, ternyata plastik itu berlubang. Sehingga ketika aku menggantungkannya di sepedaku, langsung saja botol itu jatuh. Untungnya, botol itu hanya sedikit kotor, namun tidak pecah. Aku terpaksa memegangnya dengan tangan kiri sambil tetap mengayuh sepeda. Heh, menyusahkan saja!

Ketika sampai di depan rumah, botol itu terlepas dari tanganku dan jatuh ke tanah untuk kedua kalinya. Lagi-lagi, botol itu masih belum pecah. Aku pun memegangnya dengan kedua tanganku, sambil berharap dia tidak jatuh untuk ketiga kalinya.

Baiklah, sampai disitu dulu, ya! Sampai jumpa!

#IslamicDaily #AllSerie

XXX


Godaan The Series: Kolak 

Banjarmasin, 8 Mei 2019

Hari ketiga di bulan Ramadhan. Sejauh ini, puasaku masih lancar-lancar saja. Hari ini, aku akan mencari takjil untuk berbuka puasa nanti. Salah satu makanan yang akan kubeli nanti adalah kolak dan es buah.

Kolak adalah sajian khas bulan Ramadhan yang terbuat dari pisang, gula merah, dan santan. Kalian tahu sendiri bahwa makanan ini adalah ciri khas dari Takjil di bulan Ramadhan. Walaupun sebenarnya, makanan ini juga ada di luar Ramadhan, namun orang-orang lebih suka membelinya saat Ramadhan tiba. Mungkin ini karena rasanya yang manis dan mampu mengembalikan energi yang terbuang saat puasa.

Dengan menaiki sepeda, aku berkeliling di daerah sekitar rumah kontrakanku. Namun, aku sama sekali tidak menemukan penjual kolak disini. Kalau begitu, aku terpaksa pergi kesana. Ya, Pasar Wadai Banjarmasin.

Pasar ini merupakan pasar kuliner terbesar di daerah Kalsel. Kalian bisa menemukan beraneka ragam kue dan jajanan sambil menunggu waktu buka. Pada awalnya, pasar ini hanya menyediakan kue khas Kalsel saja. Namun seiring waktu, jajanan yang ditawarkan pun menjadi beragam. Bahkan disini juga tersedia area bermain anak-anak, walaupun letaknya dipisahkan.

Aku tiba pukul setengah 6 sore. Itu artinya, aku menempuh waktu hanpir 1 jam di perjalanan untuk sampai kesini. Kalau bukan karena kolak, aku tidak akan susah-susah mencarinya hingga kesini.

Karena waktu sudah hampir Maghrib, aku memutuskan untuk berbuka disini saja. Rasa lelahku terbayarkan setelah aku berhasil menemukan kolak yang aku cari. Tidak lupa, aku juga membeli nasi bungkus untuk berbuka. Orang Indonesia biasanya selalu berbuka dengan nasi, karena mengenyangkan. Tidak peduli jajanan apapun yang telah dimakan, kalau tidak makan nasi, tidak kenyang.

Ok. Sampai disitu dulu, ya! Assalamualaikum!

#IslamicDaily #AllSeries

XXX 

Komentar