Islamic Daily: Day 7, 8, and 9



Godaan The Series: Terasi

Banjarmasin, 12 Mei 2019

Hari ketujuh di bulan Ramadhan. Tidak terasa, sudah satu minggu aku berpuasa disini. Saat itu adalah sore hari. Aku sedang berada dikontrakan sendirian. Teman-teman satu kontrakanku pergi untuk mencari takjil di luar.

Lalu, aku mencium sesuatu. Seseorang telah menggunakan terasi dalam masakannya! Aku bisa menciumnya, karena kost dia bersebelahan denganku. Sial! Jujur, aku memang tidak menyukai terasi. Namun, baunya sering sekali menggoda iman ketika berpuasa. Aku sendiri tidak mengerti kenapa bisa seperti itu.

Aku segera menghindari bau itu dengan naik ke lantai atas kontrakan, tempat kamarku berada. Aku juga menyalakan kipas angin yang ada disana. Syukurlah, bau itu pun perlahan menghilang.

Terkadang, godaan bisa datang darimana saja, ya. Namun, besar kecil godaan yang datang disaat puasa, yang menentukan apakah dia tergoda atu tidak, kembali pada diri dia sendiri.

Ok. Kurasa cukup untuk hari ini. Sampai jumpa!

#IslamicDaily #AllSeries

XXX


Kampung Halaman

Banjarmasin, 13 Mei 2019

Hari ini aku akan buka puasa bersama dengan seluruh orang di jurusanku. Suasana yang dihadirkan menurutku sama saja saat aku bukber bersama seluruh teman laki-laki di SMA tahun lalu. Mungkin, bedanya hanyalah jumlah orangnya saja yang lebih banyak.

Harus diakui, aku mengikuti ini hanya sebatas karena acara formal saja. Sejujurnya, aku lebih suka berbuka di rumah atau di Masjid. Karena menurutku ini lebih mudah dan tentunya tidak keluar uang banyak.

Namun, ada satu hal yang membuatnya terasa berbeda. Sebuah kata yang tepat untuk menggambarkannya adalah "Kebersamaan". Sesuatu yang hanya bisa kau temukan jika berada disekitar orang yang akrab denganmu. Bisa itu keluarga, teman, guru, atau masyarakat disekitarmu. Itulah suatu hal yang tidak akan kau temukan di tempat lain.

Bersama mereka, kau tidak akan merasa kesepian karenanya. Kau juga belajar untuk berinteraksi lebih baik lagi dengan orang lain, sebuah hal yang paling diperlukan di dalam pertemanan. 

Yah, walaupun begitu, ikatan yang paling erat tetaplah keluarga. Rasa rindumu ketika di perantauan adalah buktinya. Kau akan tetap kembali ke kampung halamanmu, tempat dimana rumah pertamamu berada. Kau akan menyadari itu ketika kembali nanti.

Baiklah. Sampai jumpa di part berikutnya!
(Maaf, ya. Agak telat updatenya.)

#IslamicDaily #AllSeries

XXX


Pray The Series: Sholawat

Banjarmasin, 14 Mei 2019

Ketika lisan hanya mengucapkan satu nama, namun yang keluar ibarat mutiara yang cemerlang, maka sholawatlah jawabannya. Dan nama itu milik Nabi yang paling Agung, sekaligus makhluk paling Mulia disisi Allah. Itulah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Inilah bukti dari kecintaan umat Islam pada Nabi mereka. Kau tidak akan menemukannya dalam agama lain. Dari Sholawat ini, keteguhan hati mereka diuji. Semakin sering bersholawat, semakin besar rasa cinta kepada Nabi di hati mereka.

Hal ini lalu berlanjut kepada rasa kerinduan yang mendalam pada Nabi. Ketika bersholawat, hati mereka bergetar merasakan kerinduan. Mereka  ingin segera bertemu dengan sang junjungan yang mulia. Dengan begitu, mereka akan semakin bersemangat untuk melakukan amar ma'ruf nahi munkar.

Lantas, apakah jihad teroris dan rasa intoleran bisa dikatakan sebagai bentuk cinta terhadap Nabi? Tentu saja tidak! Nabi Muhammad dikenal sebagai orang yang paling toleran dan juga penyayang. Tentunya beliau begitu menghindari yang namanya perpecahan diantara umat manusia. Beliau memiliki akhlak yang paling sempurna di antara seluruh umat manusia.

Nama beliau sendiri bermakna yang terpuji. Abdul Muthalib, kakek beliau berharap agar Nabi menjadi orang yang selalu dipuji di langit dan di bumi. Doa beliau pun dikabulkan oleh Allah.

1400 tahun lebih masa kenabian telah terlewati. Namun, namanya masih tetap abadi, pertanda agama yang dia bawa benar-benar datang dari Allah, Sang Pencipta langit dan bumi. Tidak ada satu pun agama yang bisa mencapai prestasi setinggi itu.

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad.

#IslamicDaily #AllSeries

XXX 

Komentar