Godaan The Series: Terasi
Banjarmasin, 12 Mei 2019
Hari ketujuh di bulan Ramadhan. Tidak terasa, sudah satu minggu aku berpuasa disini. Saat itu adalah sore hari. Aku sedang berada dikontrakan sendirian. Teman-teman satu kontrakanku pergi untuk mencari takjil di luar.
Lalu, aku mencium sesuatu. Seseorang telah menggunakan terasi dalam masakannya! Aku bisa menciumnya, karena kost dia bersebelahan denganku. Sial! Jujur, aku memang tidak menyukai terasi. Namun, baunya sering sekali menggoda iman ketika berpuasa. Aku sendiri tidak mengerti kenapa bisa seperti itu.
Aku segera menghindari bau itu dengan naik ke lantai atas kontrakan, tempat kamarku berada. Aku juga menyalakan kipas angin yang ada disana. Syukurlah, bau itu pun perlahan menghilang.
Terkadang, godaan bisa datang darimana saja, ya. Namun, besar kecil godaan yang datang disaat puasa, yang menentukan apakah dia tergoda atu tidak, kembali pada diri dia sendiri.
Ok. Kurasa cukup untuk hari ini. Sampai jumpa!
#IslamicDaily #AllSeries
XXX
Kampung Halaman
Banjarmasin, 13 Mei 2019
Hari
ini aku akan buka puasa bersama dengan seluruh orang di jurusanku.
Suasana yang dihadirkan menurutku sama saja saat aku bukber bersama
seluruh teman laki-laki di SMA tahun lalu. Mungkin, bedanya hanyalah
jumlah orangnya saja yang lebih banyak.
Harus diakui, aku
mengikuti ini hanya sebatas karena acara formal saja. Sejujurnya, aku
lebih suka berbuka di rumah atau di Masjid. Karena menurutku ini lebih
mudah dan tentunya tidak keluar uang banyak.
Namun, ada satu hal
yang membuatnya terasa berbeda. Sebuah kata yang tepat untuk
menggambarkannya adalah "Kebersamaan". Sesuatu yang hanya bisa kau
temukan jika berada disekitar orang yang akrab denganmu. Bisa itu
keluarga, teman, guru, atau masyarakat disekitarmu. Itulah suatu hal
yang tidak akan kau temukan di tempat lain.
Bersama
mereka, kau tidak akan merasa kesepian karenanya. Kau juga belajar
untuk berinteraksi lebih baik lagi dengan orang lain, sebuah hal yang
paling diperlukan di dalam pertemanan.
Yah, walaupun begitu, ikatan
yang paling erat tetaplah keluarga. Rasa rindumu ketika di perantauan
adalah buktinya. Kau akan tetap kembali ke kampung halamanmu, tempat
dimana rumah pertamamu berada. Kau akan menyadari itu ketika kembali
nanti.
Baiklah. Sampai jumpa di part berikutnya!
(Maaf, ya. Agak telat updatenya.)
#IslamicDaily #AllSeries
XXX
Pray The Series: Sholawat
Banjarmasin, 14 Mei 2019
Ketika
lisan hanya mengucapkan satu nama, namun yang keluar ibarat mutiara
yang cemerlang, maka sholawatlah jawabannya. Dan nama itu milik Nabi
yang paling Agung, sekaligus makhluk paling Mulia disisi Allah. Itulah
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Inilah
bukti dari kecintaan umat Islam pada Nabi mereka. Kau tidak akan
menemukannya dalam agama lain. Dari Sholawat ini, keteguhan hati mereka
diuji. Semakin sering bersholawat, semakin besar rasa cinta kepada Nabi
di hati mereka.
Hal
ini lalu berlanjut kepada rasa kerinduan yang mendalam pada Nabi.
Ketika bersholawat, hati mereka bergetar merasakan kerinduan. Mereka
ingin segera bertemu dengan sang junjungan yang mulia. Dengan begitu,
mereka akan semakin bersemangat untuk melakukan amar ma'ruf nahi munkar.
Lantas,
apakah jihad teroris dan rasa intoleran bisa dikatakan sebagai bentuk
cinta terhadap Nabi? Tentu saja tidak! Nabi Muhammad dikenal sebagai
orang yang paling toleran dan juga penyayang. Tentunya beliau begitu
menghindari yang namanya perpecahan diantara umat manusia. Beliau
memiliki akhlak yang paling sempurna di antara seluruh umat manusia.
Nama
beliau sendiri bermakna yang terpuji. Abdul Muthalib, kakek beliau
berharap agar Nabi menjadi orang yang selalu dipuji di langit dan di
bumi. Doa beliau pun dikabulkan oleh Allah.
1400
tahun lebih masa kenabian telah terlewati. Namun, namanya masih tetap
abadi, pertanda agama yang dia bawa benar-benar datang dari Allah, Sang
Pencipta langit dan bumi. Tidak ada satu pun agama yang bisa mencapai
prestasi setinggi itu.
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad.
#IslamicDaily #AllSeries
#IslamicDaily #AllSeries
XXX
Komentar
Posting Komentar