The First Mudik 
Banjarmasin, 27 Mei 2019
Kemarin adalah hari mudik bagiku. Jujur, itu cukup melelahkan. Banyak barang yang harus dibawa dari kota menuju desa tempat tinggal pertamaku. Namun, rasa rindu ingin bertemu keluarga jauh lebih besar dari rasa lelah ini.
Bahkan, yang lebih jauh dari ini pun tetap menikmatinya. Walaupun, ada yang terpaksa membatalkan puasanya karena jarak yang ditempuh terlalu jauh. Dan kebanyakan memang berasal dari luar kota bahkan provinsi.
Semua nampak bersemangat untuk merayakan lebaran di kampung halaman masing-masing. Aku bisa melihat dari raut wajah mereka saat hari terakhir kuliah, yang juga merupakan hari terakhir Final Test.
Kemarin adalah hari mudik bagiku. Jujur, itu cukup melelahkan. Banyak barang yang harus dibawa dari kota menuju desa tempat tinggal pertamaku. Namun, rasa rindu ingin bertemu keluarga jauh lebih besar dari rasa lelah ini.
Bahkan, yang lebih jauh dari ini pun tetap menikmatinya. Walaupun, ada yang terpaksa membatalkan puasanya karena jarak yang ditempuh terlalu jauh. Dan kebanyakan memang berasal dari luar kota bahkan provinsi.
Semua nampak bersemangat untuk merayakan lebaran di kampung halaman masing-masing. Aku bisa melihat dari raut wajah mereka saat hari terakhir kuliah, yang juga merupakan hari terakhir Final Test.
Semua
 mengakui bahwa ini adalah pengalaman pertama mereka berpuasa di daerah 
perantauan. Banyak cobaan yang harus dihadapi sebagai mahasiswa. Namun, 
mereka menghadapinya dengan hati yang tabah dan ikhlas. 
Hampir semua mahasiswa disini menggunakan sepeda motor untuk pulang kampung. Tapi, ada juga yang menggunakan taksi antarkota atau bis yang sudah disediakan oleh daerah mudik masing-masing. 
Terlepas
 dari itu semua, makna mudik bisa disamakan dengan hijrah. Tujuannya 
hanya satu, menuju sesuatu yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Itulah 
yang diinginkan bagi semua orang setelah bulan Ramadhan berlalu. 
Baiklah. Saya mohon diri dan minta maaf apabila ada kesalahan kata. Salam Damai, Indonesiaku.
#IslamicDaily #AllSeries
XXX
Pray The Series: Lailatul Qadar
Seperti yang telah tercantum dalam Surah Al-Qadr ayat 1 sampai 5, Islam telah mendapatkan satu kemuliaan yang teramat besar yang tidak pernah didapatkan umat lain sebelumnya. Kemuliaan itu bernama Lailatul Qadar, yang jika seseorang beribadah di malam itu, pahalanya setara dengan ibadah seribu bulan atau kira-kira 84 tahun.
Ada beberapa versi 
mengenai turunnya Surah Al-Qadr. Salah satunya adalah mengenai Nabi 
Sam'un Ghozi A.S. yang dikenal di dunia barat sebagai Samson. Nabi ini 
menurut sebuah Hadits adalah Nabi yang akan memasuki surga dengan 
membawa pedang dan tanpa membawa satu umatpun, karena semua orang 
dizamannya memusuhi beliau, bahkan termasuk istri beliau sendiri.
Nabi
 Sam'un memiliki mukjizat mampu melunakkan besi, memutus rantai, dan 
bahkan merobohkan benteng dan bangunan istana. Mukjizat ini digunakan 
beliau untuk melawan Raja Israil dan kaumnya yang durhaka pada Allah.
Setelah
 seluruh kaumnya mati karena kedurhakaan mereka sendiri, Nabi Sam'un 
lalu beribadah dan berjihad kepada Allah sebegai penebus dosanya, tanpa 
henti selama seribu bulan.
Setelah Rasulullah menceritakan kisah itu,
 para shahabat ingin sekali mendapatkan pahala yang sama dengannya. Maka
 Malaikat Jibril A.S. datang dan turunlah Surah Al-Qadr, yang disebutkan
 didalamnya bahwa malam Lailatul Qadar akan dibalas pahala yang lebih 
baik dari ibadah seribu bulan.
Semoga kita bisa mendapatkan malam tersebut, dan mendapatkan pahala yang besar darinya. Amin ya rabbal alamin.
#IslamicDaily #AllSeries
Banjarmasin, 29 Mei 2019
Apa yang paling diinginkan para pekerja saat ini? Jawabannya berhubungan dengan part-part sebelumnya. Kalian tahu itu, kan? Dan jawabannya adalah Cuti! Horeeee!
Bagi negara Jepang, ketika diberikan waktu cuti yang cukup panjang, mereka justru kebingungan bagaimana cara mengisi waktu itu. Karena mereka terlatih untuk terus bekerja, bekerja, dan bekerja. Walaupun mereka juga mengenal waktu istirahat dan liburan, tapi itu hanya sebentar.
Kalau negara kita, Indonesia? Banyak yang berpendapat bahwa ketika diberi cuti hampir sebulan pun masih dianggap kurang memadai. Saat hari pertama masuk kerja kembali, banyak yang absen atau tidak hadir, dengan alasan masih terpengaruh cuti panjang. Luar biasa memang. Sebuah keunikan yang tidak ada di negara lain.
Saya tidak bermaksud menghina negara saya sendiri. Tapi, memang begitulah kenyataannya. Menurutku, alangkah baiknya kita meniru negara lain dalam semangat kerja mereka yang begitu besar. Namun, jangan juga melupakan waktu istirahat atau liburan yang bermanfaat untuk mengistirahatkan tubuh dari kerja panjang tanpa henti.
Intinya, gunakanlah waktu kerja dan liburan secara berimbang. Jangan berlebih, dan juga jangan terlalu kurang. Karena sesuatu yang berlebihan, pasti selalu membawa dampak negatif bagi diri kita sendiri.
 
#IslamicDaily #AllSeries
XXX
Cuti yang Dinantikan
Banjarmasin, 29 Mei 2019
Apa yang paling diinginkan para pekerja saat ini? Jawabannya berhubungan dengan part-part sebelumnya. Kalian tahu itu, kan? Dan jawabannya adalah Cuti! Horeeee!
Bagi negara Jepang, ketika diberikan waktu cuti yang cukup panjang, mereka justru kebingungan bagaimana cara mengisi waktu itu. Karena mereka terlatih untuk terus bekerja, bekerja, dan bekerja. Walaupun mereka juga mengenal waktu istirahat dan liburan, tapi itu hanya sebentar.
Kalau negara kita, Indonesia? Banyak yang berpendapat bahwa ketika diberi cuti hampir sebulan pun masih dianggap kurang memadai. Saat hari pertama masuk kerja kembali, banyak yang absen atau tidak hadir, dengan alasan masih terpengaruh cuti panjang. Luar biasa memang. Sebuah keunikan yang tidak ada di negara lain.
Saya tidak bermaksud menghina negara saya sendiri. Tapi, memang begitulah kenyataannya. Menurutku, alangkah baiknya kita meniru negara lain dalam semangat kerja mereka yang begitu besar. Namun, jangan juga melupakan waktu istirahat atau liburan yang bermanfaat untuk mengistirahatkan tubuh dari kerja panjang tanpa henti.
Intinya, gunakanlah waktu kerja dan liburan secara berimbang. Jangan berlebih, dan juga jangan terlalu kurang. Karena sesuatu yang berlebihan, pasti selalu membawa dampak negatif bagi diri kita sendiri.
XXX



Komentar
Posting Komentar